Jumat, 17 Februari 2012

Hijau dengan Mol


ORANG kota pasti lebih mengerti mal ketimbang mol. Sebab mal yang juga disebut plaza adalah tempat beroperasinya pasar modern seperti supermarket, department store, pasar swalayan, super strore, atau hypermart. Bagi orang kota,  mal menjadi  tempat belanja, rekreasi dan hang out. Tetapi, bagaimana dengan mol? Apa pula itu!
Mol tak lain adalah singkatan dari kata mikro organisme lokal. Mol adalah kelompok mikro organisme yang memiliki kemampuan menguraikan bahan organik menjadi kompos. Dengan mol, proses pembuatan kompos dapat dipercepat. Kompos yang dihasilkan dapat berupa kompos padat atau cair.
Nah, dari dua kata tadi, yang bisa bikin hijau lingkungan adalah mol, bukan mal. Kalau mal malah mengurangi ruang hijau di kota karena menjadi bangunan untuk pasar modern. Sebab itu, mari lupakan sejenak soal mal dan kita bicara soal mol yang bisa bikin hijau.
Bahan Sisa
Membuat kompos kalau diserahkan pada proses alami tentu membutuhkan waktu yang lama. Sebab itu, diperlukan mol yang merupakan mikro organisme pengurai untuk memacu proses pengomposan bahan organik agar lebih cepat menjadi kompos yang dibutuhkan.
Pembuatan kompos sering disebut sebagai the art of turning death into life atau sebuah seni yang mengubah kematian menjadi kehidupan. Hewan atau tumbuhan yang sudah mati diuraikan oleh mikroorganisme pengurai menjadi kompos yang dapat menyuburkan tanah sehingga tanaman menjadi tumbuh hijau.
Membuat mol tentu saja mudah dan bisa dari bahan-bahan organik sisa dari dapur keluarga. Misalnya dari nasi basi atau sampah organik dapur. Bisa juga dari buah yang sudah masak, tape ketan atau singkong dan berbagai bahan lain.  
Mol dari nasi basi dapat dibuat dengan cara sebagai berikut. Buat bulatan-bulatan nasi  seperti bola pingpong atau boleh juga tidak. Nasi basi ini disimpan dalam kardus atau wadah lain lalu ditutup dengan daun. Jamur akan tumbuh pada nasi basi tersebut. Nah, nasi yang sudah jamuran itu dipindahkan dalam wadah plastik atau ember, kemudian diberi air (1,5 liter) dan gula pasir (5 sendok). Aduk merata agar gulanya larut. Cairan dari wadah tersebut lalu dipindahkan (dituangkan) dalam botol bekas air minum, kemudian simpan dengan mulut botol terbuka. Kurang lebih seminggu, mol buatan sendiri sudah jadi dengan ciri air menjadi keruh dan beraroma alkohol.
Mol yang sudah jadi tersebut bisa jadi ''biang'' untuk membuat mol baru lagi. Ambil seperempat bagian mol  dari botol pertama tadi lalu dituang ke dalam botol kosong, kemudian diisi air hingga tiga perempat botol dan ditambahkan gula pasir 5-7 sendok. Kocok hingga larut. Biarkan dalam keadaan terbuka selama seminggu. Mol pun siap digunakan yaitu untuk pembuatan kompos atau sebagai pupur cair. Tentu saja mol yang menjadi biang harus selalu diencerkan terlebih dahulu bila hendak digunakan.  
Membuat  mol dari sisa sampah organik dapur juga mudah. Sisa sayur, kulit buah, sayur basi, atau sisa makanan basi dimasukan ke dalam kaleng cat bekas atau ember, kemudian diisi air hingga sampah organik tersebut tergenang. Sekitar seminggu mol sudah terbentuk dan siap digunakan untuk pengomposan atau sebagai pupuk cair. Tentu saja mol yang diambil dari wadah tersebut harus ditambahkan air lagi agar menjadi lebih encer.
Mulai dari Pekarangan
Mol buatan sendiri bisa dipakai untuk membuat kompos atau memupuk tanaman sayur, buah, atau tanaman hias di pekarangan. Media tanam bisa dibuat di tanah kalau pekarangannya masih memiliki lahan sisa. Pada pekarangan yang sudah penuh bangunan, menanam bisa dengan pot atau polibag. Tanah yang sudah diolah ditambahkan kompos agar lebih gembur. Begitu juga dengan pot atau polibag disi dengan kompos.
Media tanam yang sudah siap bisa digunakan untuk menanam benih sayuran atau bibit yang sudah disiapkan lebih dahulu. Tanaman tersebut dipupuk lagi dengan kompos atau pupuk cair dari mol yang sudah tersedia.  
Hasilnya? Tentu saja bisa diperoleh tanaman yang subur, hijau, dan siap untuk dipanen. Cabai, sawi, bayam, tomat, terong, kangkung, seledri, kacang panjang, pare, mentimun, ojong, dan aneka sayuran daun bisa ditanam di pekarangan. Dengan mol bisa diperoleh sayuran hijau yang bermanfaat untuk keluarga. Lingkungan pekarangan menjadi lebih hijau yang juga memberikan kita udara segar.  Nah, hanya tumbuhan yang memberikan kita oksigen untuk hidup. Fakta ini perlu kita pegang. Kita bisa bertahan hidup tanpa makan selama tujuh hari, bisa bertahan hidup tanpa air selama dua hari, tetapi kita tidak mampu bertahan hidup lebih dari 2 menit tanpa menghirup udara bersih.
Dengan mol kita bisa menanam sayuran organik di pekarangan rumah. Kita juga menjadi terdorong melakukan pengomposan sampah organik keluarga sehingga tercipta  lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Sayuran yang dipanen dari pekarangan akan mengurangi pengeluaran keluarga. Kita juga tidak perlu ke pasar untuk beli sayur. Artinya, hemat biaya, dan hemat waktu.
Kalau pekarangan rumah menjadi hijau karena mol, pasti akan memberikan sumbangan yang besar untuk mengurangi pemanasan global. Sebab, sebuah langkah kecil yang dikerjakan di pekarangan rumah masing-masing, bila dilakukan secara bersama-sama dapat menjadi sebuah langkah besar untuk menyehatkan lingkungan kita. Menanam dengan mol juga membuat kita lebih hemat energi karena tidak menggunakan pupuk pabrik yang pembuatannya dari  minyak bumi.

Selasa, 14 Februari 2012

PESTISIDA ALAMI UNTUK HAMA TANAMAN PADI

PESTISIDA ALAMI UNTUK HAMA TANAMAN PADI

Sundhep itu berupa ulat atau jadi kupu yang mempunyai sifat, kalau jadi ulat bisa memakan tanaman padi sampai bisa menyelinap (menyimpan diri) di bonggol (pangkal) batang padi dan bisa berbulan-bulan, itu tidak begitu gampang namun bisa disikapi dengan cairan Nimba ini.
Bahan dan Alat
1.    Bahan
-       Daun Nimba 1 Kg
-       Rumput Syntronela (rumput pakan ternak) 1Kg
-       Kencur 1 Kg
-       Air 10 Liter
-       Sabun Diterjen 1 sendok makan
2.    Alat
-       Pisau
-       Ember
-       Saringan

a.    Cara Pembuatan.Ekstrak Pestisida Nimba
Pertama kita menyediakan daun Mimba ini 1 kg, rumput syntronela (rumput yang biasa digunakan untuk makanan ternak) 1 kg, kencur 1kg. Kemudian semua bahan kita cacah kecil-kecil lalu dicampur. Setelah itu kita beri air kira-kira 10 liter atau secukupnya masak-masak (nyemek) dan rendam (direndam kira-kira sehari semalam).
b.    Cara Pengunaan Ekstrak Nimba
Langkah selanjutnya kita saring dari ekstrak tadi setelah kita rendam selama kira-kira sehari semalam, lalu kita ambil sebagian saja misalnya kita ambil 1 liter atau beberapa  liter saja kemudian diencerkan dengan air lagi dengan perbandingan 1:15 langsung bisa kita gunakan atau kita tambahkan perekat dengan sabun diterjen kira-kira 1 sendok makan kemudian diaduk, setelah itu bisa langsung kita gunakan. Obat ini adalah obat alami jadi paling  tidak dalam jangka 1 minggu bisa kita gunakan (dihabiskan). Perawatan ini tidak hanya 1-2 kali namun setiap 2-3 minggu kita ulangi lagi. Tidak hanya untuk mematikan wereng coklat saja, belalang, kutu dan ulat.

Jumat, 03 Februari 2012

Pengetahuan Tentang Jejer Legowo

Pengetahuan Tentang Jejer Legowo
 
Legowo menurut bahasa jawa berasal dari kata “Lego” yang berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Menurut beberapa informasi yang saya peroleh cara tanam ini pertama kali diperkenalkan oleh Bapak Legowo Kepala Dinas Pertanian kabupaten Banjar Negara.
 
Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga memanpulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. 
 
Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak.
 
Ada beberapa tipe sistem tanam jajar legowo:
  1. Jajar legowo 2:1. Setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.
  2. Jajar legowo 3:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir dirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.
  3. Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang ditengah.
Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik produksi yang memungkinkan tanaman padi dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
 
Padi yang merupakan tanaman pangan utama penduduk, sebagian besar diproduksi di lahan sawah. Belum optimalnya produktivitas padi lahan sawah antara lain karena serangan hama, penyakit dan gulma. Melalui perbaikan cara tanam padi dengan sitem jajar legowo diharapkan selain dapat meningkatkan produksi, pengendalian organisme pengganggu dan pemupukan mudah dilakukan.
 
Jajar Legowo 2 : 1 (40 cm x (20 cm x 10 – 15 cm)) adalah salah satu cara tanam pindah sawah yang memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm tergantung dari kesuburan tanahnya.
 
Pada tanah yang kurang subur kebiasaan petani tanam cara tegel 20 cm x 20 cm, menggunakan jarak tanam dalam barisan 10 cm. Pada tanah dengan kesuburan sedang kebiasaan petani tanam cara tegel 22cm x 22 cm, jarak tanam dalam barisan 12, 5 cm. Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm, jarak tanam dalam barisan 15 cm.
 
 
Tujuan dari cara tanam jajar legowo 2 : 1 adalah :
  • Memanfaatkan radiasi surya bagi tanaman pinggir.
  • Tanaman relatif aman dari serangan tikus, karena lahan lebih terbuka.
  • Menekan serangan penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan dengan cara tanam biasa.
  • Populasi tanaman bertambah 30 %.
  • Pemupukan lebih efisien.
  • Pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah dilakukan daripada cara tanam biasa.
 
Teknik Penerapan
 
a.       Pembuatan baris tanam
Lahan sawah yang sudah siap ditanami, 1 – 2 hari sebelum tanam air dibuang sehingga lahan dalam keadaan macak-macak. Tujuan air dihilangkan adalah untuk dapat membentuk garis-garis tanam secara jelas. Dengan menggunakan alat pembuat garis jajar legowo 2 : 1 (Atajale 2 : 1), dibuat garis tanam 40 cm x ( 20 cm x 10 cm) dengan cara menarik atajale pada lahan yang akan ditanami. Arah baris tanam sebaiknya sesuai dengan arah aliran air pegairan.
 
b.      Tanam
Bibit padi umur kurang dari 21 hari sebanyak 1-2 bibit ditanam pada perpotongan garis-garis yang terbentuk, dengan cara maju atau mundur sesuai kebiasaan regu tanam.
 
Teknik Pemeliharaan Tanaman
 
a.       Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara alur pada tempat yang berjarak 20 cm dan posisi yang memupuk pada tempat yang berjarak 40 cm. Dengan cara ini hanya 40 % dari lahan yang diberi pupuk dan pupuk terkosentrasi sepanjang tempat yang berjarak 20 cm, serta pupuk lebih dekat denga perakaran sehingga dapat dimamfaatkan oleh tanaman secara maksimal.
 
b.      Penyiangan
Pada cara tanam ini penyiangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan landak/osrok cukup satu arah yaitu searah dalam barisan dan tidak perlu dipotong sepertimpada cara tanam bujur sangkar (2 arah). Jarak tanam dalam barisan 10 cm tidak perlu dilakukan penyiangan karena gulma akan kalah berkompetisi dengan pertumbuhaan tanaman padi. Dengan cara tanam ini, biaya penyiangan dapat di tekan sampai 50 %.
 
c. Pengendalian Hama dan Penyakit
Adanya lorong-lorong yang berjarak 40 cm sinar matahari dan sirkulasi udara dapat berjalan optimal dan kelembaban dapat ditekan sehingga perkembangan hama/penyakit dapat diminimalisir. Disamping itu, kegiatan pemamtauan dan pelaksanaan pengendalian penyakit dapat lebih mudah dilaksanakan.
 
Untuk menghitung peningkatan populasi dengan sitem tanam jajar legowo bisa menggunakan rumus :       
100% X  1 : ( 1 + jumlah legowo).
contoh:
  • untuk legowo 2:1 peningkatan populasinya adalah :  100%  X  1 : (1 + 2) = 30%
  • untuk legowo 3:1 peningkatan populasinya adalah :  100%  X  1 : (1 + 3) = 25%
  • Untuk legowo 4:1 peningkatan popuasinya adalah :  100%  X  1 :  (1 + 4) = 20%
  • Untuk legowo 5:1 peningkatan popuasinya adalah :  100%  X  1 :  (1 + 5) = 16,6%
 
Adapun manfaat sistem tanam jajar legowo adalah:
  1. Menambah jumlah tanaman padi seperti perhitungan diatas
  2. Otomatis juga akan meningkatkan produksi tanaman padi
  3. Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir
  4. Mengurangi serangan penyakit
  5. Mengurangi tingkat serangan hama
  6. Mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan maupun penyemprotan pestisida
  7. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris tanaman
Selain manfaat sistem tanam jajar legowo juga punya kelemahan antara lain:


  1. Membutuhkan tenaga tanam yang lebih banyak dan waktu tanam yang lebih lama pula.
  2. Membutuhkan benih yang lebih banyak dengan semakin banyaknya populasi.
  3. Biasanya pada legowonya akan lebih banyak ditumbuhi rumput.

Rabu, 01 Februari 2012

Perbedaan Antara Budidaya Padi Sistem Konvensional dengan Metode SRI

Sistem Konvensional

Memakai tenaga traktor/sapi dengan urutan tanah dibajak, digaru, dan diratakan.
- Tidak ada teknik khusus untuk menyeleksi benih.
- Proses persiapan benih sebelum disemaikan adalah:
1. benih direndam satu hari satu malam,
2. benih diperam dua hari dua malam, dan
3. benih siap disemaikan.
Persemaian langsung dibuat di lahan sawah
- Kebutuhan benih ± 34 - 45 kg per hektar
Bibit siap tanam dicabut lalu akarnya dibersihkan dari tanah-tanah yang melekat dengan menggunakan air.
- Selanjutnya, sebagian daun bibit dipotong dan dibagi per ikatan untuk ditanam.
- Bibit diistirahatkan selama 1 jam sampai 1 hari sebelum ditanam.
- Umur bibit yang siap ditanam adalah 18—25 hari setelah semai.
- Satu lubang tanam berisi 5 - 8 bibit tanaman.
- Bibit ditanam “dalam”, ± 5 cm (kadang ada yang lebih).
Lahan digenangi air sampai setinggi 5—7 cm di atas permukaan tanah secara terus menerus
Menggunakan pupuk Urea,TSP, dan KCl
- Hanya bertujuan membuang gulma
- Menggunakan herbisida
Menggunakan racun kimia

SRI (System of Rice Intensification)

Memakai tenaga traktor/sapi dengan urutan tanah dibajak, digaru + disebari pupuk organik, dan diratakan.
- Ada teknik khusus untuk menyeleksi benih dengan menggunakan larutan garam.
- Proses persiapan benih sebelum disemaikan adalah:
1. benih berkualitas bagus dicuci untuk menghilangkan garam yang menempel,
2. benih diperam selama dua hari, dan
3. benih siap disemaikan
- Selain membuat persemaian langsung disawah, bisa juga dilakukan dengan menggunakan wadah.
- Kebutuhan benih ± 5 - 7 kg per hektar
Bibit diangkat bersama dengan tanah yang melekat pada akar dan langsung ditanam di sawah
- Umur bibit yang siap ditanam adalah 7 - 12 hari setelah semai.
- Satu lubang tanam berisi 1 bibit tanaman.
- Bibit ditanam dangkal, ± 2 - 3 cm.
- Menggunakan pola pengairan intermitten/pola pengairan terputus (sawah tidak terus menerus digenangi air).
- Ada sistem drainase yang baik di tiap petak-petak sawah.
Menggunakan pupuk kandang/bokashi yang diberi tambahan pupuk organik cair yang mengandung mikroorganisme lokal
- Selain bertujuan membersihkan gulma, teknik membenamkan gulma yang tercabut ke dalam tanah juga bertujuan memperbaiki struktur tanah.
- Menggunakan tenaga manusia dan alat bantu “susruk”.
Menggunakan pestisida organik

Senin, 30 Januari 2012

Faktor Pemberantasan Hama

Pemberantasan Hama

Tikus sawah
  •  Merupakan hama prapanen utama penyebab kerusakan terbesar tanaman padi, terutama pada agroekosistem dataran rendah dengan pola tanam intensif. Tikus sawah merusak tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan dari semai hingga panen (periode prapanen), bahkan di gudang penyimpanan (periode pascapanen).Kerusakan parah terjadi apabila tikus menyerang padi pada stadium generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru. Ciri khas serangan tikus sawah adalah kerusakan tanaman dimulai dari tengah petak, kemudian meluas ke arah pinggir, sehingga pada keadaan serangan berat hanya menyisakan 1-2 baris padi di pinggir petakan.
  • Pengendalian tikus dilakukan dengan pendekatan PHTT (Pengendalian Hama Tikus Terpadu) yaitu pendekatan pengendalian yang didasarkan pada pemahaman biologi dan ekologi tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus menerus dengan memanfaatkan semua teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh petani secara bersama-sama dan terkoordinasi dengan cakupan wilayah sasaran pengendalian  dalam skala luas.
  • Kegiatan pengendalian tikus ditekankan pada awal musim tanam untuk menekan populasi awal tikus sejak awal pertanaman sebelum tikus memasuki masa reproduksi. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan TBS dan LTBS. Gropyok dan sanitasi dilakukan pada habitat-habitat tikus seperti sepanjang tanggul irigasi, pematang besar, tanggul jalan, dan batas sawah dengan perkampungan. Pemasangan bubu perangkap pada pesemaian dan pembuatan TBS (Trap Barrier System / Sistem Bubu Perangkap) dilakukan pada daerah endemik tikus untuk menekan populasi tikus pada awal musim tanam. 
  • Kegiatan pengendalian yang sesuai dengan stadia pertumbuhan padi antara lain sbb. :

          TBS merupakan petak tanaman padi dengan ukuran minimal (20 x 20)m yang ditanam 3 minggu lebih awal dari tanaman di sekitarnya, dipagar dengan plastik setinggi 60 cm yang ditegakkan dengan ajir bambu pada setiap jarak 1 m, bubu perangkap dipasang pada setiap sisi dalam pagar plastik dengan lubang menghadap keluar dan jalan masuk tikus. Petak TBS dikelilingi parit dengan lebar 50 cm yang selalu terisi air untuk mencegah tikus menggali atau melubangi pagar plastik. Prinsip kerja TBS adalah menarik tikus dari lingkungan sawah di sekitarnya (hingga radius 200 m) karena tikus tertarik padi yang ditanam lebih awal dan bunting lebih dahulu, sehingga dapat mengurangi populasi tikus sepanjang pertanaman. LTBS merupakan bentangan pagar plastik sepanjang minimal 100 m, dilengkapi bubu perangkap pada kedua sisinya secara berselang-seling sehingga mampu menangkap tikus dari dua arah (habitat dan sawah). Pemasangan LTBS dilakukan di dekat habitat tikus seperti tepi kampung, sepanjang tanggul irigasi, dan tanggul jalan/pematang besar. LTBS juga efektif menangkap tikus migran, yaitu dengan memasang LTBS pada jalur migrasi yang dilalui tikus sehingga tikus dapat diarahkan masuk bubu perangkap.
Fumigasi paling efektif dilakukan pada saat tanaman padi stadia generatif. Pada periode tersebut, sebagian besar tikus sawah sedang berada dalam lubang untuk reproduksi. Metode tersebut terbukti efektif membunuh tikus beserta anak-anaknya di dalam lubangnya. Rodentisida hanya digunakan apabila populasi tikus sangat tinggi, dan hanya akan efektif digunkan pada periode bera dan stadium padi awal vegetatif.

BERSAMA PARA PETANI

BERSAMA PETANI KITA MAJU






UPAYA PENINGKATAN BERAS DI DALAM NEGERI


Upaya peningkatan produksi beras di dalam negeri semakin dituntut untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dengan tingkat konsumsi yang masih tinggi tantangan peningkatan produksi dimasa yang akan datang juga semakin keras terkait dengan persaingan dalam pemanfaatan sumber daya sektor pertanian dengan sektor lainnya.               
Bagi Bangsa Indonesia, beras merupakan komoditas strategis karena beras menyangkut kepentingan masyarakat banyak yang dalam usaha pemenuhan kebutuhan harus ditangani dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Mengingat peran strategis beras dalam ketahanan pangan, pemerintah pusat telah menetapkan sasaran swasembada beras secara berkelanjutan, peluang untuk mencapai target swasembada beras tersebut cukup besar karena adanya modal sumber daya alam, teknologi, dan iklim tropik yang sesuai untuk budidaya padi.
Keberhasilan swasembada beras secara berkelanjutan sangat tergantung peran aktif dari masyarakat tani padi, pemerintah daerah dan swasta dalam bidang sarana, prasarana dan pengolahan padi dan peran pemerintah pusat sebagai fasilitator dan regulator dalam kebijakan perberasan.