Rabu, 01 Februari 2012

Perbedaan Antara Budidaya Padi Sistem Konvensional dengan Metode SRI

Sistem Konvensional

Memakai tenaga traktor/sapi dengan urutan tanah dibajak, digaru, dan diratakan.
- Tidak ada teknik khusus untuk menyeleksi benih.
- Proses persiapan benih sebelum disemaikan adalah:
1. benih direndam satu hari satu malam,
2. benih diperam dua hari dua malam, dan
3. benih siap disemaikan.
Persemaian langsung dibuat di lahan sawah
- Kebutuhan benih ± 34 - 45 kg per hektar
Bibit siap tanam dicabut lalu akarnya dibersihkan dari tanah-tanah yang melekat dengan menggunakan air.
- Selanjutnya, sebagian daun bibit dipotong dan dibagi per ikatan untuk ditanam.
- Bibit diistirahatkan selama 1 jam sampai 1 hari sebelum ditanam.
- Umur bibit yang siap ditanam adalah 18—25 hari setelah semai.
- Satu lubang tanam berisi 5 - 8 bibit tanaman.
- Bibit ditanam “dalam”, ± 5 cm (kadang ada yang lebih).
Lahan digenangi air sampai setinggi 5—7 cm di atas permukaan tanah secara terus menerus
Menggunakan pupuk Urea,TSP, dan KCl
- Hanya bertujuan membuang gulma
- Menggunakan herbisida
Menggunakan racun kimia

SRI (System of Rice Intensification)

Memakai tenaga traktor/sapi dengan urutan tanah dibajak, digaru + disebari pupuk organik, dan diratakan.
- Ada teknik khusus untuk menyeleksi benih dengan menggunakan larutan garam.
- Proses persiapan benih sebelum disemaikan adalah:
1. benih berkualitas bagus dicuci untuk menghilangkan garam yang menempel,
2. benih diperam selama dua hari, dan
3. benih siap disemaikan
- Selain membuat persemaian langsung disawah, bisa juga dilakukan dengan menggunakan wadah.
- Kebutuhan benih ± 5 - 7 kg per hektar
Bibit diangkat bersama dengan tanah yang melekat pada akar dan langsung ditanam di sawah
- Umur bibit yang siap ditanam adalah 7 - 12 hari setelah semai.
- Satu lubang tanam berisi 1 bibit tanaman.
- Bibit ditanam dangkal, ± 2 - 3 cm.
- Menggunakan pola pengairan intermitten/pola pengairan terputus (sawah tidak terus menerus digenangi air).
- Ada sistem drainase yang baik di tiap petak-petak sawah.
Menggunakan pupuk kandang/bokashi yang diberi tambahan pupuk organik cair yang mengandung mikroorganisme lokal
- Selain bertujuan membersihkan gulma, teknik membenamkan gulma yang tercabut ke dalam tanah juga bertujuan memperbaiki struktur tanah.
- Menggunakan tenaga manusia dan alat bantu “susruk”.
Menggunakan pestisida organik

3 komentar:

  1. Terimakasih atas info yang telah ditampilkan

    BalasHapus
  2. Trimakasih semoga informasi dari anda dapat bermanfaat bagi kita semua :)

    BalasHapus
  3. kak sumber referensi tolong dicantumkan donk untuk membantu dalam pengerjaan makalah .... trims

    BalasHapus