Pemberantasan Hama
Tikus sawah
- Merupakan hama prapanen utama penyebab kerusakan terbesar tanaman padi, terutama pada agroekosistem dataran rendah dengan pola tanam intensif. Tikus sawah merusak tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan dari semai hingga panen (periode prapanen), bahkan di gudang penyimpanan (periode pascapanen).Kerusakan parah terjadi apabila tikus menyerang padi pada stadium generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru. Ciri khas serangan tikus sawah adalah kerusakan tanaman dimulai dari tengah petak, kemudian meluas ke arah pinggir, sehingga pada keadaan serangan berat hanya menyisakan 1-2 baris padi di pinggir petakan.
- Pengendalian tikus dilakukan dengan pendekatan PHTT (Pengendalian Hama Tikus Terpadu) yaitu pendekatan pengendalian yang didasarkan pada pemahaman biologi dan ekologi tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus menerus dengan memanfaatkan semua teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh petani secara bersama-sama dan terkoordinasi dengan cakupan wilayah sasaran pengendalian dalam skala luas.
- Kegiatan pengendalian tikus ditekankan pada awal musim tanam untuk menekan populasi awal tikus sejak awal pertanaman sebelum tikus memasuki masa reproduksi. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan TBS dan LTBS. Gropyok dan sanitasi dilakukan pada habitat-habitat tikus seperti sepanjang tanggul irigasi, pematang besar, tanggul jalan, dan batas sawah dengan perkampungan. Pemasangan bubu perangkap pada pesemaian dan pembuatan TBS (Trap Barrier System / Sistem Bubu Perangkap) dilakukan pada daerah endemik tikus untuk menekan populasi tikus pada awal musim tanam.
- Kegiatan pengendalian yang sesuai dengan stadia pertumbuhan padi antara lain sbb. :
TBS merupakan petak tanaman padi dengan
ukuran minimal (20 x 20)m yang ditanam 3 minggu lebih awal dari tanaman di
sekitarnya, dipagar dengan plastik setinggi 60 cm yang ditegakkan dengan ajir
bambu pada setiap jarak 1 m, bubu perangkap dipasang pada setiap sisi dalam pagar
plastik dengan lubang menghadap keluar dan jalan masuk tikus. Petak TBS
dikelilingi parit dengan lebar 50 cm yang selalu terisi air untuk mencegah
tikus menggali atau melubangi pagar plastik. Prinsip kerja TBS adalah menarik
tikus dari lingkungan sawah di sekitarnya (hingga radius 200 m) karena tikus
tertarik padi yang ditanam lebih awal dan bunting lebih dahulu, sehingga dapat
mengurangi populasi tikus sepanjang pertanaman. LTBS merupakan bentangan pagar plastik
sepanjang minimal 100 m, dilengkapi bubu perangkap pada kedua sisinya secara
berselang-seling sehingga mampu menangkap tikus dari dua arah (habitat dan
sawah). Pemasangan LTBS dilakukan di dekat habitat tikus seperti tepi kampung,
sepanjang tanggul irigasi, dan tanggul jalan/pematang besar. LTBS juga efektif
menangkap tikus migran, yaitu dengan memasang LTBS pada jalur migrasi yang
dilalui tikus sehingga tikus dapat diarahkan masuk bubu perangkap.
Fumigasi paling efektif dilakukan pada
saat tanaman padi stadia generatif. Pada periode tersebut, sebagian besar tikus
sawah sedang berada dalam lubang untuk reproduksi. Metode tersebut terbukti
efektif membunuh tikus beserta anak-anaknya di dalam lubangnya. Rodentisida
hanya digunakan apabila populasi tikus sangat tinggi, dan hanya akan efektif
digunkan pada periode bera dan stadium padi awal vegetatif.